Senin, 07 September 2009

IKRAR AR-RISALAH DI MASA DEPAN

Ngomongin Ar-Risalah, rasanya selalu serba salah. Mobilitas, ide, gagasan moral, dan sederet pemikiran-pemikiran baru yang inspiratif seolah kandas jika dihadapkan dengan kedikdayaan dan adi kuasa Ar-Risalah. Memang, diakui atau tidak pada keadaan tertentu Ar-Risalah memiliki magnet yang luar biasa dan daya tarik yang memikat bagi pengemban sekaligus pengembang dunia pendidikan. Akan tetapi, pada keadaan tertentu pula Ar-Risalah justru menutup diri dari terobosan baru yang inovatif dalam dunia pendidikan.
Setelah mengalami berbagai macam polemik yang dibarengi dengan adu kontroversi yang cukup hangat, akhirnya terbentuklah “klaim” alumni yang sampai saat ini sudah berada pada empat tingkatan (2006-2009). Atas dasar sebagai pemilik nasib Ar-Risalah ke depan, rupanya alumni memikul tanggung jawab yang besar. Alih-alih, alumni adalah satu-satunya harapan yang mampu diambil manfaat dan daya gunanya untuk ngemong Ar-Risalah agar menjadi lebih baik dan lebih baik lagi.
Ikatan Keluarga Alumni Ar-Risalah (IKRAR) merupakan satu wadah dimana setiap anggotanya memiliki kebebasan berekspresi (selama tidak mengganggu stabilitas politik dan keamanan Negara. Ex : Teroris), syarat ide (dengan catatan juga harus direalisasikan), free talk (no seks no sara), dan membuka lebar-lebar pintu jajak pendapat, usul, cita-cita, bahkan cinta sekalipun (penting : ngerti waktu, pinter milih prioritas, mafhum masa depan, dan utamakan selamat). Dengan demikian, pantas kiranya jika IKRAR dijadikan sebagai batu loncatan untuk meraih bintang-bintang nun jauh disana.
Namun, selama ini Penulis sangat yakin bahwa IKRAR serasa masih berada dalam selimut ketakutan dan lingkaran kekhawatiran jika bersinggungan langsung dengan Pondok Pesantren Salafiy Terpadu Ar-Risalah Lirboyo Kota Kediri. Apa masalahnya, padahal jelas IKRAR “disatu sisi gelapnya” adalah embrio dari induk Ar-Risalah yang konon masyhur dikalangan intelektual itu? Pertama. Merupakan sebuah keniscayaan bahwa Ar-Risalah memiliki life style dan mode yang jauh berbeda dari Pondok Pesantren lazimnya. Kedua. Disiplin yang tinggi, puluhan aturan yang mengikat, hukuman, bahkan sanksi finansial seolah menjadi momok yang benar-benar memerindingkan bulu roma. Ketiga. Mainstream hitam terhadap Ar-Risalah yang telanjur mendarah daging rupanya turut berimbas pada sikap mental dan kekuatan jiwa setiap anggota IKRAR. Lalu?
Maknai kalimat berikut :

Demi kehormatanku
Masa depan adalah hakku dan tanggung jawabku
Sikapku yang gagah mengacungkan sebilah pedang
Semata-mata demi kehormatanku

Aku dapat bersikap lembut
Seperti belaian angin malam yang merindu
Aku manusia dengan hati
Bersikap dengan kesucian jiwa yang hakiki

Mari bermimpi :
Suatu hari, Ar-Risalah masih tetap pada prinsipnya “Membentuk Pribadi Luhur”, akan tetapi berbeda pada metode dan proses pemanusiaannya. Alangkah indahnya jika kelak Ar-Risalah tanpa kemarahan? Alangkah nikmatnya Ar-risalah tanpa kecaman? Alangkah bahagianya Ar-Risalah tanpa cacian, tanpa ketakutan, tanpa kekhawatiran, tanpa suudzon. Alangkah senangnya jika IKRAR disambut dengan tangan terbuka, dengan senyum ramah dan dengan legowo.
Siapa yang tahu jika kelak Alik Bakhtiar Isa ternyata menjadi Desainer profesional lintas Negara? Siapa yang tahu jika Angga Katulistiwa mampu menjadi Dosen terbang antar Universitas? Siapa sangka jika esok Shinta Gestine menjadi Dokter terkemuka sekaligus Dokter agama? Siapa sangka jika esok Miftahuddin menjadi pemilik saham Butique terbesar di Jawa Tengah dan DIY? Siapa sangka? Siapa sangka? IKRAR sekarang sedang melakukan hal kecil dengan semangat dan tekad yang besar. IKRAR sedang bermunajat, mengemban amanah dengan segenap ketulusan hati dan keikhlasan.
Demikianlah apa yang menjadi harapan IKRAR dikemudian hari. Mari satukan tekad menuju masa depan yang lebih indah dari yang kita bayangkan.


By : Ketua IKRAR
Mawardi Titik Fajar

14 komentar:

  1. Setuju,...kehalusan dan kasih sayang

    BalasHapus
  2. setuju,...
    kini saatnya Arrisalah bertransformasi, bersikap objektif, anti otoritatif, adaptif,.....

    BalasHapus
  3. Setuju...

    Bukan harapan yang nista jika mengharapkan Ar- Risalah menjadi Wadah santri yang berbudi luhur dan berahklakul karimah, tapi juga tidak munutup diri ex. arsa dari orang luar.....

    Ar_ risalah sekarang bagaikan katak dalam tempurung, mari kita sama2 pecahkan tempurung itu, agar katak itu bermetamorfosois menjelma singa yang perkasa...

    BalasHapus
  4. Setuju...

    Bukan harapan yang nista jika mengharapkan Ar- Risalah menjadi Wadah santri yang berbudi luhur dan berahklakul karimah, tapi juga tidak munutup diri ex. arsa dari orang luar.....

    Ar_ risalah sekarang bagaikan katak dalam tempurung, mari kita sama2 pecahkan tempurung itu, agar katak itu bermetamorfosois menjelma singa yang perkasa...

    BalasHapus
  5. aida jd setuju. . . .
    pi. . . aida mo tanya...
    pa nak2 yg klwr smp ky q bs d ktkn alumni?????????
    tu yg bkn aida bngung ma dri aida sndri. . .

    BalasHapus
  6. Semangat wat temn2Q.....
    IKRAR akan berdiri kokoh sekuat ikrar-ikrar yang telah ditancapkan kokoh pada sanubari...

    Mari terus berkarya dan berjuang tuk menemukan jati diri yang elok.....

    Hingga saatnya Qt, alumni Arrisalah dapat mengepakkkan sayap elok itu ke segala penjuru seantero dunia.....

    BalasHapus
  7. Setuju
    tapi g cuma gitu
    walau bagaimanapun kita kan jebolan arsa,
    jadi ya ,,,,,
    kalo masalah kayax gitu seharusnya jagn di publikasikan dech
    ntar seakan-akan kita ngolok2 diri sendiri
    yach ini cuma sekedar coment
    makasih bang admin,,,,

    BalasHapus
  8. ya.... mari kita doakan bersama smg apa yg di hrpka olh sobat ikrar bisa tercapai begiru jg dengan pnls komentar ini...

    BalasHapus
  9. akan kah Qu tinggal pondok Q ini...

    BalasHapus
  10. salam wt alumni ar arisalah dari kota pemalang moga perjuangan you 2 smua berhasil n pesen jangan lupa juga ma temen 2 yang dah lama nda di situ

    BalasHapus
  11. assalmu'alaikum wr wb.....
    calon" menteri yg ditunggu2 nih OLEh Bu Nyai tercinta kita(Neng N...)....
    "rasa pahit-duka-senang udah seMua aku lalui dengan berjalannya waktu yang mengubah nasib ki
    Ta"
    whai...wahai teman"ku senasib seperjuangan....
    ingatlah bahwa kiTa sekarang bisa berdiri dengan jiwa yang tegar dan tegap karenanya,maka dari itu meskipun dirasakan rasanya pahit tapi kita sebagai hamba ALLAH yang setidaknya mengerti akan hal ilmu agama kita harus selelu mengingatnya dan selelu menghormati.karena beliau lah kita dapat menjadi orang yang sekarang kita rasakan ini.
    saya sangat bersyukur bisa merasakan menuntut ilmu agama di pondok pesantren yang begitu mulia dan agung akan adanya....saya mendapatkan pendidikan yang berupa : pendidikan ilmu agama terutama,ilmu umu, dan saya dapat mengerti gimana cara membaca AL-Qur'an dengan ilmu Al-Qur'an tu sendiri(ilmu tajwid)....
    Alhamdulillahirobbil 'alamin.....


    by:
    Hamba ALLAH

    BalasHapus
  12. k0k ud g brjalan ya f0runa???

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya niii ,... yang alumni 11 lum ngerasaennn :D

      Hapus