Rabu, 02 Desember 2009

Pacaran yang sehat …?? for everyone

Mungkin sebagian dari kita pernah menanyakan hal tersebut ke teman, sahabat atau bahkan ke orang tua. Apa mesti minum obat, vitamin, atau malah pake jimat ? Hehehe… Pacaran sehat adalah pacaran yang nggak “macem-macem.” Atau boleh dibilang gaya pacaran yang sehat sehat yaitu pacaran yang bermanfaat ‘n bertanggung jawab. Semua hal di dunia ini pasti ada sisi positif dan negatifnya, termasuk juga pacaran. Pacaran sih boleh2 aja, tapi harus mengerti batasannya, apa yang boleh dan gak boleh dilakukan. Singkatnya, pacaran "sehat" harus jadi pilihan kita kalau enggak mau kena akibatnya.

Nah, berikut ini adalah beberapa syarat yang harus dipenuhi supaya gaya pacaran kita termasuk kategori yang sehat:

1. Sehat Fisik Tidak adanya kekerasan dalam berpacaran. Ini berarti bahwa cowok tidak dibenarkan berbuat seenaknya terhadap kaum cewek.

2. Sehat Emosional Bila kita menjalin hubungan dengan seseorang, pastinya kita ingin mempunyai rasa nyaman, saling pengertian, dan juga keterbukaan. Maksudnya adalah agar terjalin hubungan yang baik dan harmonis. Yang paling penting adalah bagaimana kita mengungkapkan dan mengendalikan emosi dengan baik.

3. Sehat Sosial Pacaran sebaiknya bersifat tidak mengikat, artinya hubungan sosial dengan yang lain tetap harus dijaga dan kita tidak selalu fokus hanya pada pacar saja.

4. Sehat Seksual Secara biologis, kaum remaja mengalami perkembangan dan kematangan seks. Tanpa disadari, pacaran juga mempengaruhi kehidupan seksual seseorang. Kedekatan secara fisik dapat mendorong keinginan untuk melakukan kontak fisik yang lebih jauh. Jika hal itu diteruskan dan tidak terkontrol, maka dapat menimbulkan hal-hal yang sangat berisiko.

Memang banyak hal yang harus dipertimbangkan kalo kita mau pacaran, selain penjelasan di atas tentunya. Tapi, buat kalian yang udah pada pacaran, coba deh kaji ulanggaya pacaran kalian, sudah sehat atau baru setengah sehat, atau jangan-jangan nggak sehat sama sekali…?? Sebelum terlanjur, cepet ambil keputusan…!

by: Azizah Nurul Aini

Selengkapnya....

Selasa, 24 November 2009

KLUSTER KOMPUTER ?

Kluster, dalam ilmu komputer dan jaringan komputer adalah sekumpulan komputer (umumnya server jaringan)independen yang beroperasi dan terlihat oleh klien jaringan seolah-olah komputer-komputer tersebut adalah satu buah unit komputer. Proses menghubungkan beberapa komputer agar dapat bekerja seperti itu dinamakan dengan Clustering. Cluster didesain agar meningkatkan kemampuan sebuah server, yakni dengan meningkatkan hal-hal berikut:



1. Toleransi kesalahan (fault tolerance), yang dapat menyebabkan server lainnya akan mengambil alih kerja serverutama ketika server utama mengalami kegagalan. Client tidak akan melihat pergantian peran ini. Dengan begitu, downtime pun dapat dikurangi secara drastis.
2. Penyerataan beban (load-balancing), yang dapat mendistribusikan beban server ke semua server anggota cluster. Dengan begitu, kinerja dan skalabilitas server pun menjadi relatif lebih baik.
Beberapa sistem yang mendukung cluster antara lain:
1. Windows NT Server, Enterprise Edition, dengan sebuah layanan yang disebut Microsoft Cluster Service (MSCS)
2. Windows 2000 Advanced Server, dengan sebuah layanan yang disebut dengan Microsoft Clustering Service
3. Windows 2000 Datacenter Server
4. Windows Server 2003 Enterprise Edition (x86/IA-64/x64), dengan sebuah layanan yang disebut sebagai Microsoft Clustering Service
5. Windows Server 2003 Datacenter Edition (x86/IA-64/x64)
6. Solaris UNIX
7. GNU/Linux
Karena menggunakan lebih dari satu buah server, maka manajemen dan perawatan sebuah cluster jauh lebih rumit dibandingkan dengan manajemen server tunggal yang memiliki skalabilitas tinggi (semacam IBM AS/400), meski lebih murah.

KOMPUTASI GRID BERADA DALAM KOMPUTASI KLUSTER
CLUSTERING COMPUTER
Seringnya, penggunaan utama kluster komputer adalah untuk tujuan komputasi, ketimbang penanganan operasi yang berorientasi I/O seperti layanan Web atau basis data. Sebagai contoh, sebuah kluster mungkin mendukung simulasi komputasional untuk perubahan cuaca atau tabrakan kendaraan. Perbedaan utama untuk kategori ini dengan kategori lainnya adalah seberapa eratkah penggabungan antar node-nya. Sebagai contoh, sebuah tugas komputasi mungkin membutuhkan komunikasi yang sering antar node--ini berarti bahwa kluster tersebut menggunakan sebuah jaringan terdedikasi yang sama, yang terletak di lokasi yang sangat berdekatan, dan mungkin juga merupakan node-node yang
bersifat homogen. Desain kluster seperti ini, umumnya disebut juga sebagai Beowulf Cluster. Ada juga desain yang lain, yakni saat sebuah tugas komputasi hanya menggunakan satu atau beberapa node saja, dan membutuhkan komunikasi antar-node yang sangat sedikit atau tidak ada sama sekali. Desain kluster ini, sering disebut sebagai "Grid".
Beberapa compute cluster yang dihubungkan secara erat yang didesain sedemikian rupa, umumnya disebut dengan "Supercomputing". Beberapa perangkat lunak Middleware seperti MPI atau Parallel Virtual Machine (PVM) mengizinkan program compute clustering agar dapat dijalankan di dalam kluster-kluster tersebut.

GRID COMPUTING
Grid pada umumnya adalah compute cluster, tapi difokuskan pada throughput seperti utilitas perhitungan ketimbang menjalankan pekerjaan-pekerjaan yang sangat erat yang biasanya dilakukan oleh supercomputer. Seringnya, grid memasukkan sekumpulan komputer, yang bisa saja didistribusikan secara geografis, dan kadang diurus oleh organisasi yang tidak saling berkaitan.
Grid computing dioptimalkan untuk beban pekerjaan yang mencakup banyak pekerjaan independen atau paket-paket pekerjaan, yang tidak harus berbagi data yang sama antar pekerjaan selama proses komputasi dilakukan. Grid bertindak untuk mengatur alokasi pekerjaan kepada komputer-komputer yang akan melakukan tugas tersebut secara independen. Sumber daya, seperti halnya media penyimpanan, mungkin bisa saja digunakan bersama-sama dengan komputer lainnya, tapi hasil sementara dari sebuah tugas tertentu tidak akan mempengaruhi pekerjaan lainnya yang
sedang berlangsung dalam komputer lainnya.
Sebagai contoh grid yang sangat luas digunakan adalah proyek Folding@home, yang berfungsi menganalisis data yang akan digunakan oleh para peneliti untuk menemukan obat untuk beberapa penyakit seperti Alzheimer dan juga kanker. Proyek lainnya, adalah SETI@home, yang merupakan proyek grid terdistribusi yang paling besar hingga saat ini.
Proyek SETI@home ini menggunakan paling tidak 3 juta komputer rumahan yang berada di dalam computer rumahan untuk menganalisis data dari teleskop radio observatorium Arecibo (Arecibo Observatory radiotelescope), mencari bukti-bukti keberadaan makhluk luar angkasa. Dalam dua kasus tersebut, tidak ada komunikasi antar node atau media penyimpanan yang digunakan bersama-sama.

SPESIFIKASI
Pertama, computer yang kita pakai harus memiliki koneksi permanen ke internet berpita lebar. Kedua kita harus memiliki komputer paralel yang siap menyala selama 24 jam dengan stabil dan tanpa gangguan. Terlebih untuk proyek semacam Grid yang mencakup pertukaran data lintas benua dalam jumlah yang sangat besar, koneksi yang stabil dan pita lebar (untuk Grid lebih kurang 10 Gbps) sangat mutlak.

IMPLEMENTASI
Sebagai contoh, seperti di Public Cluster LIPI (http://www.cluster.lipi.go.id), dari komputer paralel dengan 5 node masing-masing berbasis Pentium IV 2,4 GHz dan memori 1 Gb bisa diperoleh kemampuan sebesar 5 GFlops membentuk sebuah kluster.(di Indonesia)
Contoh paling terkenal adalah mesin pencari Google yang memanfaatkan lebih kurang 10.000 PC yang terangkai menjadi satu sistem dengan kemampuan komputasi yang canggih.
Komunitas di SETI@home (http://setiathome.ssl.berkeley.edu) pencari data untuk teleskop radio untuk melihat sinyal intelektual terestrial (sinyal dari mahkluk angkasa bila ada). Proyek yang dimulai tahun 1999 ini telah menghubungkan satu juta-an PC pribadi di seluruh dunia dan memiliki komunitas yang luar biasa di banyak negara. Satu juta PC yang terkoneksi di SETI@home ini memiliki kemampuan setara 60 TFlops ! Untuk komunitas fisika energi tinggi, khususnya eksperimen, bahkan telah mengembangkan gabungan kedua sistem. Yaitu menghubungkan komputer paralel di pusat-pusat penelitian dengan koneksi internet berpita lebar. Proyek ini dikenal sebagai Grid (http://www.grid.org). Ini bahkan telah menjadi proyek utama yang tidak terelakkan dalam melakukan analisa data eksperimen di akselerator-akselerator utama dunia. Dalam proyek ini tidak hanya kemampuan komputasi saja, melainkan juga potensi media penyimpanan yang besar menjadi tujuan utamanya. Dengan sistem ini dimungkinkan analisa data eksperimen secara real-time, sehingga bisa dilakukan penghematan kapasitas penyimpanan karena hanya data yang relevan saja yang disimpan secara permanen. Berbeda dengan sebelumnya dimana data eksperimen dianalisa secara off-line, sehingga diperlukan kapasitas penyimpanan yang sangat besar. Sistem ini akan dipakai pertama-kalinya untuk eksperimen di LHC (Large Hadron Collider) di CERN yang akan mulai berjalan pada tahun 2007.

Oleh : Ahmad Baharuddin
: Alumni tahun 2009
: Sekarang di PENS-ITS, Jurusan Informatika Prodi Teknik Komputer

Selengkapnya....

Kamis, 19 November 2009

Siapa Lebih Menikmati Pernikahan?

Siapakah yang paling menikmati indahnya sebuah pernikahan? Para pria atau para wanitakah yang lebih menikmatinya? Selama bertahun-tahun topik ini telah menjadi sebuah perdebatan yang sengit. Hingga kini, para pakar masih saling melemparkan pendapat. Banyak yang mengatakan bahwa para prialah yang lebih beruntung dalam sebuah pernikahan. Karena mereka mendapatkan seorang 'pelayan' yang akan mengatur rumah, mengurus anak-anak, mendorong mereka untuk pergi ke dokter, atau bahkan berbelanja ke pasar.


Linda Waite, seorang sosiolog terkenal dari University of Chicago dan seorang
feminis, serta salah seorang penulis buku yang banyak diminati The Case for Marriage mencoba menepis pendapat-pendapat seperti itu.
Menurutnya, para wanita sebenarnya juga memperoleh manfaat dan keuntungan dari sebuah pernikahan. Ia mengatakan bahwa isu tentang para pria lebih beruntung dan para wanita lebih dirugikan serta semakin tingginya angka perceraian telah mendorong sebagian besar wanita muda menghabiskan waktu mereka lebih banyak dalam meniti karir. Waite khawatir kalau kebohongan ini malah akan membawa kerugian untuk wanita-wanita tersebut. Untuk memperkuat pendapatnya, Waite memanfaatkan teknik-teknik riset terkini untuk mengukur apa yang dapat disusun oleh para sosiolog tentang kehidupan para suami dan istri. Ia memanfaatkan data-data dari penelitian barunya serta data-data dari penelitian lainnya yang telah diperbaharui dan dipusatkan pada dilema para wanita menikah yang mengalami depresi. Di antara penemuan-penemuan pada kartu nilai dari Waite dan Marie Galagher, rekan penelitinya dari Institute for American Values, sebuah lembaga pemikiran nirlaba yang memusatkan perhatian pada kehidupan keluarga, diperoleh kesimpulan
sebagai berikut.

a.. Para pria memperoleh berbagai manfaat kesehatan yang lebih besar dari sebuah perkawinan dibanding para wanita, karena para istri biasanya mempengaruhi para suami untuk mengadopsi pola dan gaya hidup mereka yang lebih sehat.

b.. Para suami dan istri dengan komitmen yang sama terhadap satu sama lain, mengekspresikan tingkat kepuasan yang sama dalam pernikahan mereka. Mereka sama-sama bahagia.

c.. Para wanita memperoleh keuntungan finansial yang lebih besar dibanding para pria. Terutama wanita yang sebelumnya tidak bekerja.

d.. Dalam hal kepuasan seksual, kedua jenis kelamin sama-sama memperoleh keuntungan yang lebih besar. Besarnya komitmen dalam pernikahan meningkatkan kepuasan seksual seorang wanita. Memiliki seorang pasangan tetap yang dicintai juga meningkatkan kepuasan seksual seorang pria.
Sedangkan David Myers, seorang psikolog sosial dan penulis The Pursuit of Happiness juga mendukung pernyataan bahwa para wanita sama bahagianya dengan para pria dalam sebuah pernikahan. "Pemikiran bahwa para wanita akan lebih bahagia jika mereka tidak menikah dan para pria akan lebih bahagia jika mereka menikah sama sekali tidak benar.
Bukti-bukti yang ada menunjukkan kebalikannya berkali-kali lipat," ungkap Myers. Ia mengutip sebuah penelitian besar yang diakui dan dilakukan terhadap lebih dari 35.000 orang dewasa. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa persentase serupa dari para wanita menikah (41%) dan para pria menikah (38%) mengatakan bahwa mereka sangat bahagia, jauh melebihi orang-orang yang tidak menikah ataupun yang telah bercerai.
Walaupun ada beberapa hal yang mengindikasikan bahwa sebuah pernikahan yang buruk mungkin lebih menyedihkan untuk seorang wanita, mitos bahwa para wanita lajang umumnya lebih bahagia ketimbang para wanita yang telah menikah dapat disingkirkan, demikian dipaparkan oleh Myers dalam American Psychologist. "Para wanita zaman sekarang lebih realistis dalam menilai sebuah pernikahan. Mereka tahu bahwa pernikahan tidak memiliki jaminan, dan tidak ada keajaiban dalam sebuah cincin pernikahan. Keajaiban datang dari sebuah hubungan yang sehat dan kuat," ujar Myers.
Bagaimana komentar Anda?





Selengkapnya....

cerita tentang Keajaiban sholat dhuha dan surat yasiin

Saya Anna, dulu hidup saya sangat memperhatinkan aku bekerja di perusahaan swasta, suamiku cuma guru swasta biasa yang penghasilannya tak seberapa, aku punya satu putri. Karena penghasilanku lebih dari suami jadi akulah yang berperan dalam mencukupi kehidupan kami. Tapi itu semua tidaklah cukup karena lebih besar pengeluaran dari pada pemasukan, akhirnya aku terjebak pada rentenir, tagihan kartu kredit yang terpaksa aku pakai, belum lagi kredit motor dan masih banyak kebutuhan yang aku harus penuhi. Tapi yang aku kecewa suamiku tak mau tahu
apa yang aku lakukan, kami sering bertengkar sampai hampir bercerai hanya karena uang, karena aku tidak sanggup untuk membayar semua tagihan tersebut mulailah satu persatu collector datang baik ke kantor bahkan kerumah, sampai ancaman2 aku terima. Hutangku disana sini, pikiranku buntu kemana aku harus mencari tambahan, aku sudah sangat malu pada orang disekelilingku. Aku sempat mendatangi beberapa paranormal untuk menuntaskan masalahku tapi bukan jalan keluar yang aku dapatkan malah uangku yang habis percuma. Sampai aku menonton acara Ustadz Mansyur \”Keajaiban Bersedekah\” di salah satu TV Swasta, terbukalah mata hatiku, aku menangis sejadi jadinya kenapa aku lupa dengan Allah sang maha pencipta segalanya. Sejak itu aku sering melakukan sedekah, sholat Dhuha dan membaca Surat Yasiin, aku serahkan segalanya pada Tuhan dan aku yakin Tuhan tidak akan memberi cobaan diluar kemampuan umatnya. Tapi rupanya Tuhan masih mengujiku doaku belum dikabulkan malah bertambah parah cobaan yang dia berikan, caci maki, hinaan aku terima sampai aku dilaporkan ke pihak yang berwajib. Aku putus asa lagi, dimana Tuhan pada saat aku membutuhkannya, suamikupun tak bisa berbuat banyak malah dia menyalahkan atas semua perbuatanku, aku benar2 putus asa (aku dan suamiku memang sering bertengkar dan kami kurang akur). Sempat dipikiranku ingin bunuh diri atau menjadi wanita penghibur saja dan itu selalu ada dipikiranku, aku tinggalkan Tuhan karena aku tidak percaya Dia lagi, tidak ada seorangpun yang dapat membantuku malah keluargaku mencelaku,hanya ibuku yang perduli tapi diapun tidak bisa berbuat apa2. Saat tengah malam aku terbangun, dipikiranku aku ingin mengakhiri hidupku, pisau telah kupersiapkan dan pada saat aku ingin melakukannya aku lihat anakku yang tertidur pulas, aku langsung menangis apa yang telah aku lakukan, aku akan meninggalkannya…… Aku tersadar lalu aku langsung mengambil air wudhu dan sholat Tahhajud, pikiranku menjadi tenang. Aku harus hadapi semua ini dan aku yakin pasti ada jalan keluarnya. Kurang lebih satu tahun aku di berikan Tuhan cobaan ini. Hari demi hari aku lalui dengan kesedihan dan penderitaan, tapi setiap hari aku lakukan sholat Dhuha dan membaca surat Yasiin malah setiap ada kesempatan aku baca, itu semua aku lakukan terus dan terus menerus. Aku juga masih mendoakan suamiku agar diberi pekerjaan yang lebih baik dan rumah tanggaku kembali. Ya Allah…………ternyata Engkau tidak tidur, Engkau ada, Engkau dengar doaku. Suamiku diterima disebuah perusahaan yang cukup terkenal di Palembang dan kehidupanku mulai agak membaik tetapi ternyata itu membawa masalah baru, suamiku mulai bertingkah dengan melirik wanita lain, Tuhan………… cobaan apalagi yang Engakau berikan padaku belum selesai semua permasalahanku sudah Engkau tambah lagi, tapi dengan semua kejadian ini aku semakin dekat dengan Tuhan. Aku berdoa memohon agar aku diberikan jalan keluar atas masalahku dan diberikan pekerjaan yang lebih baik dan sempat aku berdoa agar aku dipertemukan dengan orang yang bisa mengerti aku karena aku sudah tidak cocok lagi dengan suamiku. Bulan Ramadhan 1428 H adalah bulan anugrah bagiku, akhirnya aku diterima bekerja disebuah Perusahaan Asing dengan Jabatan dan Penghasilan yang lumayan dan malah sekarang aku bisa membantu keluargaku yang semula mencelaku dan aku juga dipertemukan dengan orang yang aku harapkan walaupun muncul masalah baru lagi tapi aku percaya Tuhan ada dan akan selalu ada di hatiku, Dia tidak tidur, Dia maha tahu segalanya. Sampai sekarang aku selalu mengamalkan dan menjalankan sholat Dhuha dan membaca Surat Yasiin dan juga tidak lupa untuk selalu bersedekah. Semua permasalahanku aku serahkan pada Tuhan karena Dia tahu yang terbaik bagiku, rumah tanggaku, jodohku dan rejekiku.

Azizah Nurul Aini

Selengkapnya....

Minggu, 15 November 2009

Ideologi Satu Bukti Pencarian Identitas Manusia

Selama hampir empat abad lamanya, ide pembaharuan terhadap problematika kontemporer yang mencuat di pelbagai pelosok dunia berada pada suatu system “kebingungan yang tidak bisa digambarkan”, dan hampir semua system kebingungan itu termanifestasikan dengan mulut tanpa ada polemik atau pun kontroversi. Dan ini adalah gembaran akan antah-berantahnya tatanan dunia.
Rangkaian peristiwa dan kasus yang saling meningkahi sejak tahun 1914 M telah menguburkan pelbagai macam ilusi tentang pembaharuan tatanan global dan telah melibas habis pelbagai macam ideologi kehidupan yang pada akhirnya menjadi manuskrip-manuskrip ideologi yang terkompilasi dalam ensiklopedia mati.

Musim panas (summer) tahun 1914 M telah menjadi saksi bisu akan hancurnya berbagai macam harapan yang telah dibangun di atas pondasi evolusi yang penuh dengan kedamaian oleh para kapitalis dunia, dan 1914 juga telah menjadi saksi mati akan hancurnya faham-faham sosialisme-internasional.

Krisis tatanan global yang berawal pada tahun 1929 M adalah krisis terpanjang dan tragedi paling memilukan yang pernah dialami oleh peradaban manusia di muka bumi ini. Seandainya saja dunia dan segala isi yang dikandung dalam perutnya, seandainya saja bebatuan yang berserakan ditepian kehidupan manusia, seandainya saja pepohonan dan rerumputan yang nakal juga debu-debu yang berterbangan mempunyai hati dan perasaan, pasti mereka akan menangis dengan kepiluan yang diderita oleh umat manusia, dan mereka pasti akan menyampaikan kodolensi yang teramat dalam atas nama dunia kedua yaitu dunia mereka, tapi sayang mereka hanyalah makhluk-makhluk mati yang tak bisa mengucapkan kalimat barang sepatah pun dan tak bisa meneteskan air mata barang sebutir pun sebagai simbol kepedulian terhadap penderitaan manusia.

Kebutuhan terhadap ideologi laksana kebutuhan manusia terhadap agama, atau bahkan ideologi legi dibutuhkan bagi manusia daripada agama dalam tataran berbangsa. Singkatnya ideologi adalah agama baru.

M. Ulinnuha

Selengkapnya....

Islam Prematur Masyarakat Akademis

Kelahiran Islam dari kesadaran manusia adalah problem. Islam yang paripurna hanya Islam versi Tuhan. Tidak ada yang tahu persis keberislaman yang model seperti apa kiranya, yang sesuai dengan versi-Nya. Semuanya sebatas berjalan pada satu titik pencarian yang tanpa ujung. Perjalanan dan proses dalam pencarian meniscayakan kontemplasi, curahan nalar dan perenungan panjang
untuk meraih kesimpulan. Bisa dikatakan belajar untuk resah. Karena kebenaran yang sejati, setidaknya menurut sang pencari yang tidak malas, akan muncul dari proses bergumul dengan resah. Orang yang selalu resah, yang selalu merasa tidak puas, yang selalu merasa perlu ditinjau ulang kebenaran yang didapatkan, yang subyektiv dan nisbi—apalagi kebenaran konvensional. Kepuasan hanya fantasi yang menipu, yang menjanjikan sebuah kedustaan yang akut. Para filsuf dan orang-orang besar dalam sejarah adalah orang yang sedang berusaha menaklukkan keresahannya sendiri. Penekanannya terletak pada proses pencarian itu, yang selalu saja membikin resah.

Landasannya adalah istidzlal (penalaran dengan menyusun premis-premis logis dalam pencapaian kebenaran), dan apa yang dicapai, diyakini. Karena jika dibalik, batasan-batas keyakinan dipatok terlebih dahulu dan kemudian baru menalar dalam mencari bukti-bukti logis yang sesuai dengan batasan-batasan itu, maka akan menimbulkan religiuitas yang apologetik. Nyatanya pihak yang telah mematok batasan keyakinan, cenderung memunguti dan mencomot premis-premis kebenaran yang telah diraih oleh pihak lain, semisal Barat—dengan "bermuka tembok" dikatakan semua yang didapatkan Barat sudah ada di Quran. Barat yang cape-cape riset, penelitian dan percobaan, setelah berhasil dan teruji kebenarannya, mereka dengan serta-merta mengakuinya. Dan ironinya, mereka merasa pihak yang paling Islam dan memfonis pihak lain yang notabene teman seagamanya, yang ketepatan suka juga mengkutip-kutip pemikiran Barat dengan jujur adalah tindakan yang salah, dan menghardiknya sebagai golongan yang terkontaminasi alias keberislaman yang tidak orisinal. Pelacuran intelektual telah memasuki pori-pori nalarnya, dengan tanpa jujur-feer dan tanpa berani menyatakan bahwa dirinya hanya lah sebatas pemungut data. Hal ini bisa kita amati dalam masalah i'jaz 'ilmi, ekonomi Islam, dll, seakan teori dan rumus ala Barat yang sekedar dikupluki. Moral lagi-lagi dicampakkan demi mempertahankan keyakinan yang—tanpa disadari—adalah salah kaprah. Amin al-Khuli jauh-jauh hari sudah tidak setuju dengan i’jaz ‘ilmi: sebuah bentuk religiuitas yang apologetik.

Moral dinomor duakan dari legal-formal akan menggerus nilai-nilai humanisme dan a-historis. Tidak kaget jika saya pernah diusir dari tempat duduk oleh gadis [mahasiswi] bercadar, lantaran dia mengira “duduk berdampingan dengan pria lain adalah tidak boleh”—meski membikin berang teman-teman yang duduk di baris belakang saya, dengan menceletuk keras, "Mobil embahmu apa maen usur seenaknya saja!". Fenomena ini, bagi saya, adalah fenomena yang sangat menggelikan dan sangat memprihatinkan bagi Islam sebagai Agama. Islam difahami dengan salah-kaprah, dan akibatnya seakan Islam tidak realistis dan a-sosial. Barang kali saya merasa baru melihat keberislaman yang sangat kaku justru ada di komunitas masyarakat akademis, tidak saya temukan pada waktu saya di pesantren. Ironi memang. Saya menemukan fenomena Islam yang membebaskan dan dinamis dalam dimensi legal-formal syariah di pesantren klasik, yang sering mendapatkan tudingan "kolot dan lapuk", di mana mereka seakan hafal pendapat-pendapat para ulama, dari pendapat yang dianggap paling kuat sampai yang paling lemah. Dan tidak jarang di dalam menetapkan kongklusi hukum, dengan berani, mengambil pendapat yang dianggap lemah, mengingat pendapat itu relevan dengan konteks kekinian. Ada upaya kontekstualisasi syariah. Karena itu, jika seorang perempuan itu adalah seorang yang alumni pesantren klasik, dia akan tahu bahwa “di tempat yang ramai, seperti bus angkutan umum, adalah tempat yang aman dari fitnah”, maka dia tidak bakal melakukan kelakuan yang memalukan dan malu-maluin seperti di atas. Kalau begitu, hayo siapa yang kolot?!

Cadar, menurut sumber yang saya dapatkan, bukan fenomena keberagamaan an sic, melainkan ada alasan-alasan yang cukup fariativ: adakalanaya menghilangkan jejak dari incaran para "pendekar mata keranjang" atau para "pendekar berwatak jahat", adakalanya agar wajah terawat-bersih tidak tersentuh kotoran dan debu, adakalanya—barang kali—faktor 'caper', dan masih ada lagi alasan yang bukan bersifat religius lainnya. Dari sekian banyak warna-warni motif alasan, bisa dipastikan bahwa Cadar adalah bukan simbol kesalihan seseorang, bahkan moralitas sebagian seorang yang bercadar tidak lebih baik daripada yang tidak bercadar—apalagi dalam konteks sosial, yang meniscayakan refleksi-ekspresi raut muka yang bisa menggambarkan kepribadian.
Gembar-gembor "pengharaman pacaran" yang digulirkan kalangan Ucrit (temannya Usroh), yang pernah bergulir di tengah-tengah kita dengan menyebarkan angket adalah cemin kemunafikan mereka, yang cenderung sok alim dan sok Islam, yang pada hakikatnya mereka juga adalah pelakunya. Mereka berdalih “pacaran yang Islami”. Pacaran diislamkan. Mereka dalam berpacaran tidak kalah ‘parahnya’. [Di sini saya tidak perlu mengkongkritkan bentuk ‘keparahannya’ itu]. Justru mereka adalah golongan yang tidak memiliki kesabaran menahan “gatal”, sehingga dengan tanpa pikir panjang menikah dalam usia “balita” adalah solusinya.

Pemahaman yang sangat permatur dengan mengatas namakan Islam, tanpa sadar, adalah bumerang bagi Islam. Sebab, Islam semakin dijauhkan dengan alam realita, yang demikian dinamis. Yang disayangkan lagi adalah sebuah pemahaman telah dianggap sebagai Islam sebenarnya. Tidak mengapa bukan jika pemahaman itu sudah melalui proses pendewasaan, seperti pemahaman santri yang berusaha mengadaptasikan Islam dengan positif dan progresif, bukan hanya berhenti pada pemahaman terhadap teks-teks klasik (disebut dengan Kitab Kuning), melainkan selangkah lebih maju dengan mengembangkan fiqh al-manhaji?

M. Ulinnuha

Selengkapnya....

Islam Sejati vis a vis Islam Madzhab Wacana (Sebuah Percaturan Islamic Study)

Syahdan, belajar Islam di Barat unggul dalam segi metodologi, dan belajar Islam di dunia Timur-Islam unggul dalam segi materi. Keharuman di satu dimensi, rupanya meniscayakan kebacinan di satu dimensi yang lain. Plus-minus itu terpatri semenjak Islam ‘dilirik’ oleh Barat sebagai objek ilmu pengetahuan. Bisa dikatakan sudah seluruh disiplin ilmu pengetahuan Islam dikuasai dengan baik oleh Barat.

Di tangan Barat, wajah ilmu pengetahuan Islam berubah, yang menggelikan, yang mengguncang bangunan keyakinan Islam yang tertanam di dalam lubuk sejak lama, yang memukau, dan yang sekaligus menghardik kesadaran. Barat bisa menjadikan Islam yang berbeda dan yang lain. Dalam mengkaji, ada jarak yang ketat antara subjek dan objek kajian, tidak berlandaskan pada prasangka ideologis, pra-wacana, dan keyakinan yang terbangun semenjak kecil yang tersemat di alam bawah sadar, sehingga bisa melihat objek secara kritis-obyektif: Barat bak memberikan cermin agar umat Islam berkaca, barang kali di wajahnya telah tumbuh jerawat-nanah dan darah, barang kali di kedua lubang hidungnya ada ingus yang setengah mengering, dan barangkali ada belek di mata dan bekas air liur yang keluar dari mulut. Barat—dengan mengecualikan para pengkaji yang didorong murni demi mencari kebenaran yang ingin dipeluk—menganggap mempelajari Islam hanya sebagai salah satu fenomena dunia yang perlu dipelajari, dan sebagai tetangga peradaban yang memiliki weltanshaung (pandangan hidup) sendiri, yang baginya, berinteraksi dan saling mengusik adalah hal yang pasti. Seakan Almarhum Prof. Dr. Edward Sa’id, semoga Allah memberikan rahmat kepadanya, berujar bahwa, Barat mempelajari dunia Timur, pada umumnya, dan Islam, pada khususnya, adalah bertujuan imperialisme dan kolonialisme. Sejatinya Barat mempelajari dan memahami dunia Timur-Islam dengan dobel ganda: nafsu untuk berkuasa, dan mengambil nilai yang bisa menyembuhkan krisis nilai yang menjangkiti dunia Barat. Sebagai misal, tradisi sufisme Islam diadopsi untuk menangani krisis spiritual Barat yang semakin materialis.
Kajian Islam yang dihasilkan Barat bisa memukau. Alat bedah yang digunakan Barat relatif canggih dan baru: dengan menggunakan metodologi yang telah ditemukan, yang semarak didiskusikan, di Barat. Dengan mengedepankan metodologi, akan ada pereduksian data dan—tidak jarang terjadi—“pemerkosaan” fakta, serta membuat bukti-bukti fiktiv sebagai penutup terhadap kekosongan yang ada. Karena metodologi memiliki sifat pembawaan, yaitu karakteristik yang reduktif. Di samping itu, kajian mereka tidak sepenuh hati, tetapi setengah hati, karena target mereka bukanlah mengusung “Islam sejati” melainkan mengusung “Islam madzhab wacana”.
Kajian Islam di dunia Islam, yang dikaji oleh orang sendiri, sejak masa kemunduran Islam sampai awal abad ke-20, telah mengedepankan data, fatkta, dan bersifat normatif. Tanpa ada metodologi baru sebagai pisau analisa, sebuah kajian seakan berisikan tumpukan data yang tidak bergairah, mati, tidak bisa didayagunakan dan diproyeksikan sebagai maenstream pemikiran yang bisa mengusung kemajuan dan kontekstual. Penyuguhan kajian Islam yang bersifat normatif, bagi sebagian orang, tidak sampai pada puncak klimaks-intelektual, yang miskin analisa sehingga ketika disimak hanya akan mengakibatkan ‘ejakulasidini-pemikiran’ bagi penyimaknya.
Ada satu generasi—yang saya namakan generasi emas—muncul di tubuh Islam. Mereka membawa kecenderungan baru dalam mengkaji Islam. Disamping penguasaan materi dan data yang cukup mumpuni, pun, mereka menggunakan metodologi baru yang dipinjam dari dunia Barat sebagai pisau analisanya. Sekedar menyebutkan sebagian, seperti Abdurahman Badawi dengan metode eksistensialis, Hasan Hanafi dan Adones (nama asli Ali Ahmad Sa’id) di dalam karya al-Tsabit wa al-Mutahawil, dengan metode fenomenologi, Muhammad Abid al-Jabiri dengan metode strukturalis, Husein Murwah, Tayyib Tizini dan Mahmud Isma’il dengan metode dialektika-historis-materialis, dan pemikir lain, yang tidak disebutkan di sini. Tujuan yang saya tangkap dari mereka, adalah demi sebuah progresifitas dan kemajuan Islam. Namun, yang dikhawatirkan, mereka menganggap metode sebagai satu-satunya mantra tua yang bisa datang untuk menyihir, ‘berpuas diri’, yang sejatinya metode itu sudah ditinggalkan, bahkan diruntuhkan dengan teori baru, sejak lama di bumi pertiwi metode itu lahir, dan terjebak pada reduksionisme sebagai karakteristiknya yang paten. Satu keuntungan, pisau analisa mereka bukan untuk menikam Islam, sebagaimana sakwasangka sebagian orang. Justru, orang seperti Ali Sari’ati, mengambil pisau analisa dari Barat untuk menikam Barat.
Sebagian orang Islam, berasumsi bahwa, saat ini, kiblat ilmu pengetahuan Islam adalah Barat. Mereka berbondong-bondong menuju Barat. Mereka baru merasa pede, kalau sudah pernah kuliah di Barat atau sudah menulis dengan mengutip sana-sini karya pemikir Barat. Bagi saya, kecenderungan semacam ini adalah wajar dan seharusnya dilakukan, meski terasa ironis. Karena Islam telah kecolongan untuk kesekian kalinya. Lebih tragis lagi, umat Islam bodoh dengan Islam. Mestinya harus ada koreksi internal. Apa kesalahan umat Islam dalam mengkaji? Mengapa syahwat-intelektual mereka, sebagian umat Islam, mengendor dalam mengkaji Islam yang disuguhkan oleh umat Islam sendiri? Namun, dari kajian Islam yang disuguhkan generasi emas, cukup efektiv memenuhi, meski tidak bisa luput dari kekurangan.
Saya terusik dengan pertanyaan yang menggaruk-garuki hati yang tidak gatal, bisakah mengkaji ilmu pengetahuan Islam dengan pisau analisa post-metodologi, dengan mengingat metodologi akan menjebak kita pada kubangan reduksionisme dan kolonialisme, karena metodologi akan menafikan dan menggerus metodologi lain? Bukan kah, lepas dari satu metode akan masuk kepada metode yang lain? Atau mengkaji dengan multi-metode?
Kesalahan fatal bagi umat Islam, kata Mohammed Arkoun, adalah dalam mengkaji Islam lebih mengedepankan pembacaan yang bersifat teologis (qira’ah imaniyyah) daripada pembacaan yang bersifat ilmiah. Sehingga menimbulkan rasa takut terlebih dahulu dan tumpulnya daya kritis. Jika dibalik, mengkaji Islam ‘habis-habisan’ dengan pembacaan ilmiah dengan semua metode yang paling canggih, setelah berhasil baru kemudian disusul dengan pembacaan teologis, maka akan jauh lebih baik daripada yang awal: kritisisme-ilmiah sebagai raja dan pembacaan teologis sebagai punggawanya.
Umat Islam untuk menjadi diri sendiri seakan terasa berat dipikul pada pundak sendiri, sehingga seakan perlu meminjam dan meminta bantuan atau dibantu. Pencarian identitas sesungguhnya mengandaikan kemandirian: ia ada karena ada sesuatu yang mandiri pada dirinya, bukan diadakan oleh pihak lain. Bisakah studi Islam disapih dari induk Barat? Butuh berapa generasi lagi kah studi Islam bisa mandiri dan bisa mengusung Islam sejati? eNdilalahe, kita punya tradisi malas.

M. Ulinnuha

Selengkapnya....

URGENSITAS PENYEIMBANG

Seimbang, berimbang, adalah satu kata yang artinya hampir menyerupai kata adil dalam arti tidak berat sebelah maupun sama. Dalam kamus peristilahan norma-norma Islam, kita mengenal kata tawazun dalam arti yang sama, sekaligus lebih mewakili bila dibandingkan dengan istilah lainnya.


Tawazun adalah satu sikap yang semestinya dimiliki oleh setiap insan dalam melakukan berbagai hal dan beraktifitas. Karena, sejauh kita mengenal islam, hanya Islamlah satu-satunya agama yang memiliki prinsip ini. Baik dalam aktifitas ruhani maupun jasmani. Salah satu bukti wujud prinsip ini dalam Islam adalah banyaknya kita temukan pesan –pesan agama yang tertuang dalam bentuk peribahasa. Seperti, kun fursanan bi an-nahar wa ruhbanan bi al-lail yang artinya jadilah penunggang kuda (pencari rezeki) di siang hari, tapi jangan lupa untuk menjadi Rahib (ahli ibadah) di malam hari. Pepatah ini bertujuan membimbing kita untuk selalu berusaha mencari dan memenuhi kebutuhan duniawi, tapi ingat, harus diimbangi dengan usaha untuk memenuhi kebutuhan ukhrawi.

Wujud lain yang menguatkan kepada kita bahwa tawazun merupakan kebutuhan, dapat kita rasakan dalam hal masak-memasak. Ketika seseorang memasak, setelah menaburi garam ia juga akan menaburi gula dalam kadar secukupnya, begitu juga sebaliknya. Hal ini dilakukan untuk menyeimbangkan rasa asin maupun manis pada masakan tersebut, sehingga rasa asin atau manisnya stabil dan tidak berlebihan. Jadi, dari uraian diatas, kita dapat menyimpulkan bahwa sebagian fungsi penyeimbang adalah untuk menstabilkan.

Demikian pula dalam berinteraksi, kita perlu memiliki sikap seperti gula atau garam diatas. Hal ini berdasarkan fenomena bahwa segala macam bentuk interaksi seperti persahabatan, group-group olah raga, musik, pecinta alam maupun berbagai club study tidak akan terjamin kelanggengannya bila interaksi ini berjalan tanpa diiringi sikap saling mengimbangi. Namun, perlu diketahui bahwa sikap ini akan sulit terwujud bila yang bersangkutan belum saling mengenal dan memahami.

Sekarang, yang menjadi permasalahan, apa standar yang akan kita jadikan tolak ukur dalam mengukur kadar suatu penyeimbang? Hal-hal seperti ini kelihatannya amat sepele, namun, terkadang, tanpa disadari, ia telah dan akan menggerogoti sebagian besar bentuk interaksi yang kita jalin. Seorang yang meyakini bahwa kehidupan ini bukanlah semata-mata untuk diri sendiri, melainkan ia hanyalah bagian dari kehidupan lainnya, tentu akan berusaha melakukan berbagai hal demi tercapainya jalinan harmonis antar sesama makhluk disekitarnya maupun diseluruh jagad raya. Karena ia sadar, bahwa kebahagiaan hidupnya memiliki keterkaitan dengan kebahagiaan orang-orang disekitarnya. Tidaklah dikatakan seseorang bahagia dengan kenikmatan dan menikmati apa yang ada pada dirinya. Jiwanya akan berontak dan tidak akan tenang selama hak-haknya tidak terpenuhi. Karena pada hakikatnya, suatu jiwa memiliki keterkaitan dan ketergantungan dengan jiwa-jiwa lainnya yang sesuai dengannya. Untuk itulah, pemilik jiwa tersebut perlu mencari jiwa-jiwa yang lain itu, demi memenuhi kebutuhan jiwanya.

Dalam diri kita terdapat berbagai macam wasa’il yang dapat kita gunakan dalam memenuhi hal-hal diatas. Diantaranya, manusia memiliki perasaan, yang dengannya kita dapat merasakan apa yang sedang dirasakan oleh orang lain. Jadi, hambar dan dan antusiasnya sikap seseorang dapat kita ukur dengan perasaan. Demikian halnya dengan akal yang dengannya manusia dapat mengenal dan menyimpulkan cara-cara beradaptasi dengan lingkungannya. So, alangkah malangnya manusia yang tidak dapat menggunakan wasa’il yang sudah dimilikinya. Coba Anda bayangkan! Apa jadinya dunia ini bila dihuni oleh manusia-manusia yang menomorsatukan egonya sendiri. Sungguh, akan tiada lagi arti kesejatian, kesetiaan, dan keabadiaan. Haruskah kita pertanyakan kembali relevansi “Al-Insan madaniyyun bi at-thoba’I”?

Semoga tulisan ini dapat menggugah kita dan selanjutnya menyadarkan akibat yang akan timbul bila masih banyak diantara manusia yang kurang memahami urgensitas penyeimbang.

M. Ulinnuha











Selengkapnya....

Rabu, 11 November 2009

TAHAJJUD DAN DOA AGAR BISA BANGUN MALAM

Sepertiga malam merupakan waktu yang istimewa, bagaimana tidak, Allah menanti hambanya yang berusaha bangun dengan cobaan kantuk yang kuat, melawan rasa
malas,melawan dinginnya malam, melawan rasa takut ke kamar mandi malam-malam, demi bermunajat kepada-Nya. Di sepertiga malam itu, hanya beberapa persen dari penduduk bumi yang memanfaatkan waktu istimewa tersebut, sedangkan yang lainnya tertidur lelap.
Mengapa banyak orang yang malas bertahajjud??
Mereka menjawab :
“malas, enakan tidur”
“ngantuk nih, lagian dingin banget”
“besok aku kuliah pagi,besok aku harus kerja pagi, jadi takut ngantuk kalo bangun malem2 gini”

Barangkali, kita semua yang masih malas bertahajjud disebabkan karena belum mengetahui faedah-faedah tahajjud. Dan berikut ini adalah sebagian dari beberapa faedah tahajjud :

1. Dipermudah dalam segala urusan. Ada sebuah kisah nyata tentang seorang bapak yang gemar bertahajjud. Beliau bekerja pas-pasan, gaji tak besar, memiliki anak dan istri, namun mereka tidak pernah merasa kakurangan dalam hal materi, hidup tentram penuh senyuman. Ketika bapak tersebut ditanya bagaimana dia dan keluarga bisa hidup damai seperti itu, dia menjawab “jangan tinggalkan sholat tahajjud”
2. Sebagai obat bagi badan, badan pun menjadi sehat. Untuk keterangannya, baca buku “Terapi Sholat Tahajjud” karangan Dr.Sholeh. Melalui penelitian berbulan-bulan tentang rahasia dibalik sholat tahajjud, ternyata tahajjud bisa membuat badan jadi sehat. Heningnya sepertiga malam, aliran udara yang tenang, berkolaborasi dengan gerakan sholat, dan menghasilkan beberapa manfaat besar. Begitulah kilasan gambarannya.
3. Menenangkan hati dan menjernihkan pikiran. Ketika seseorang tengah sibuk dengan dunia, pikiran suntuk, ruang terasa sempit meskipun luas, dan ia membutuhkan ketenangan hati dan pikiran, tahajjudlah salah satu solusinya. Ia membutuhkan waktu di mana kebisingan hilang, jaawbannya bangun malam dan tahajjud. Ia membutuhkan waktu di mana ia bisa merenung tanpa ada yang mengganggu, jawabannya bangun malam dan tahajjud.

Nah, berikut ini adalah beberapa doa/ cara agar bisa bangun malam :
1. Sebelum tidur bacalah surat al-Ikhlas 3x, setelah itu berdoalah kepada Allah minta dibangunkan jam berapa. (versi dari Kh. Maksum Jauhari, Kediri)
2. Sebelum tidur membaca 3 ayat terakhir surat al-Baqoroh, setelah itu berdoa kepada Allah minta bangun malam
3. Sebelum tidur membaca surat al_kautsar 1x, kemudian diteruskan membaca sholawat (shollAllah ‘ala Muhammad) 10x,..setelah itu berdoa

Kalau ingin cara manual, sebelum tidur minum air putih beberapa gelas, sehingga mungkin pertengahan malam akan kebelet buang air dan memaksa kita untuk bangun.

shirotsu

Selengkapnya....

Ada Apa Dengan Bush

Pasti kita tidak pernah melupakan siapa si George W. Bush itu, mantan presiden U.S.A yang sangat terkenal, presiden U.S.A yang pada masanya dipenuhi dengan peristiwa-peristiwa memilukan seperti Tragedi WTC, serangan ke Afghanistan,
dan lain sebagainya. Namun, di sini kita tidak akan membicarakan biografinya, melainkan tentang nama "Bush" menjadi sesuatu yang tak dapat di baca di salah satu software komputer. Penasaran??? ayo ikuti langkah berikut ini :

1. Coba buka program notepad


2. ketikkan kalimat berikut ini : "Bush hid the facts" yang tak lain artinya "Presiden Bush menyembunyikan fakta-fakta"



3. simpan dengan nama "bush" di sembarang tempat , kemudian tutup notepad



4. coba buka kembali file notepad yang disimpan dengan nama bush tadi,


5. apakah yang terjadi??...

beginilah jadinya, tak ada kalimat apapun, yang ada hanyalah deretan kotak-kotak yang tak jelas maksudnya....
?????????? kok bisa gitu yo

shirotsu

Selengkapnya....

Senin, 09 November 2009

Bagaimana cara shalat qadha dan berapa raka’at?

Shalat adalah kewajiban yang paling utama atas setiap muslim dan tidak boleh ditinggalkan dalam kondisi apapun, baik sakit maupun dalam kondisi ketakutan yang mencekam karena situasi sedang genting. Apabila seseorang sedang sakit dan tidak mampu berdiri ia diperbolehkan melaksanakan shalat sambil duduk, apabila tidak mampu duduk ia dapat melakukannya sambil berbaring, apabila tidak mampu berbaring ia boleh melakukannya dengan posisi terlentang. Demikian pula dalam perjalanan jarak jauh,
diperbolehkan melakukan shalat dengan cara menjamak dan mengqasharnya atau menggabungkan dua shalat dalam satu waktu dan meringkas jumlah raka’atnya sehingga yang biasanya dilakukan empat raka’at boleh dilakukan hanya dengan dua raka’at saja dengan syarat-syarat tertentu.
Apabila seseorang ketiduran yang sangat nyenyak dan tidak terjaga sama sekali sehingga salah satu waktu shalat atau lebih dari satu waktu terlewatkan ia wajib melaksanakan shalat yang tertinggal itu segera ketika ia terjaga dari tidurnya dengan niat qadha karena shalat yang dilakukan itu sudah keluar dari waktunya.
Demikian pula kalau ia terlupa. Apabila itu dilakukan maka terbebaslah dirinya dari beban kewajiban shalat, semoga Allah menerima shalatnya. Rasulullah bersabda: “Barang siapa tertidur sehingga tidak shalat atau terlupakan maka ia wajib melaksanakan shalatnya ketika ia terjaga atau ketika ia teringat” (Hadits shahih riwayat Tirmidzi). Bagaimana kalau seorang muslim dengan sengaja meninggalkan kewajiban shalatnya? Apabila ia meninggalkan shalat dengan alasan sudah tidak wajib lagi atas dirinya karena dia merasa sudah mencapai tingkat keislaman tertentu maka orang tersebut dihukumkan sebagai orang yang sudah murtad atau keluar dari agama Islam. Semoga Allah melindungi diri kita semua dari kemurtadan. Sedangkan apabila alasan meninggalkannya karena malas atau karena merasa ada kesibukan-kesibukan yang tidak bisa ditinggalkan atau karena sakit dan sebagainya maka orang seperti itu tidak menjadi murtad akan tetapi menjadi muslim yang fasik.
Kedua macam orang tersebut apabila ia ingin tobat dan kembali ke jalan Allah ia wajib mengganti atau mengqadha semua shalat yang telah ia tinggalkan. Mungkin ia telah meninggalkan shalat selama satu bulan, atau satu tahun atau bahkan lebih sehingga bertahun-tahun ia tidak shalat sama sekali.
Orang seperti itu seharusnya menggunakan seluruh waktu yang ada untuk mengqadha semua shalatnya berapapun jumlahnya dan tidak boleh mengerjakan pekerjaan apapun kecuali pekerjaan-pekerjaan yang penting yang berkaitan langsung dengan kelangsungan hidupnya. Namun beban seperti itu akan membuat sebagian besar orang yang punya hutang shalat berat untuk melaksanakan qadha shalat sehingga bukan hanya tidak mau mengqadha shalat-shalat yang lalu, bahkan bisa menjadikannya meninggalkan shalat sama sekali.
Berdasarkan pertimbangan seperti di atas dan mengacu kepada landasan hukum syari’at Islam untuk memberikan kemudahan dalam situasi sulit maka pendapat saya untuk mengqadha shalat-shalat yang telah ditinggalkan ialah dengan melakukan shalat-shalat tersebut setelah melaksanakan shalat wajib pada waktunya masing-masing.

Sebagai contoh, seseorang yang telah meninggalkan shalat selama satu tahun dan ingin mengqadhanya maka setiap kali ia selesai malaksanakan shalat seperti zhohor ia berdiri lagi dan melaksanakan shalat zhohor lagi dengan raka’at yang sama tapi dengan niat mengqadhanya, demikian pula shalat ashar, ia lakukan dua kali, yang pertama shalat ashar pada waktunya dan yang kedua shalat ashar untuk qadha.
Demikian pula maghrib, isya’, dan subuh yang harus dilakukan selama satu tahun. Kalau dia melakukan setiap shalat qadhanya dua kali (qadha shalat zhohor dua kali, qadha shalat ashar dua kali demikian pula maghrib, isya’ dan subuh) maka ia butuh waktu enam bulan saja, kalau tiga kali qadha maka ia hanya butuh waktu empat bulan saja, demikian seterusnya.


Assalamu’alaikum. Kalau shalatkan lebih baik berjamaah tapi kalau takut timbul riya pada saat kita berangkat ke masjid bagaimana Pak?

Jawaban:
Timbulnya perasaan takut riya ketika hendak mengerjakan suatu kebaikan itu adalah bisikan setan untuk membuat orang yang bersangkutan mengurungkan niatnya melakukan kebaikan tersebut. Karena setan dengan berbagai cara menggoda manusia untuk tidak melakukan kebaikan dan mendorong mereka melakukan perbuatan-perbuatan yang buruk. Pengertian riya itu ialah suatu pekerjaan yang dilakukan karena untuk mengharap pujian dari manusia, atau sengaja memperbaiki perbuatan tersebut karena ada orang yang melihatnya, kalau tidak ada yang melihatnya ia melakukannya secara biasa saja.
Contohnya seseorang yang pergi ke masjid atau ke mushalla untuk shalat berjamaah dia menggunakan pakaian yang berbeda (lebih rapih/bagus) daripada kalau dia shalat sendirian di rumah. Allah memerintahkan kepada para hamba-Nya untuk berpenampilan yang bagus dan rapih setiap kali akan beribadah kepada-Nya, baik beribadahnya di rumah seorang diri maupun beribadahnya di tengah-tengah orang banyak, karena yang akan dia hadapi adalah Allah baik shalatnya di rumah maupun di masjid/mushalla. Penampilan yang berbeda ketika berjamaah sudah terdapat unsur riya dalam hal berpakaian, tapi mudah-mudahan bukan dalam hal berjamaahnya. Itu hanya contoh kecil saja untuk memudahkan pemahaman kita terhadap riya.


Assalamu’alaikum. Apa do’a agar permintaan kita dikabulkan Allah dan shalat apa yang harus kita lakukan?

Jawaban:
Dalam sebuah hadits shohih riwayat Imam Ahmad bin Hanbal Rasulullah bersabda: “Siapa saja yang melakukan wudhu dengan sebaik-baiknya kemudian ia mendirikan shalat dua raka’at dengan sempurna niscaya Allah akan memberikan kepadanya apa yang dia minta kepada Allah baik secara cepat maupun di kemudian hari”. Itulah anjuran Rasulullah saw untuk melaksanakan shalat hajat ketika ingin menyampaikan hajat dan keinginan kita kepada Allah, baik di siang hari maupun di malam hari. Berdo’anya boleh sebelum memulai shalat dengan bahasa sendiri atau selesai shalat. Bahkan akan lebih baik kalau doanya diungkapkan ketika setiap kali sujud karena posisi sujud adalah posisi yang paling dekat antara hamba dengan Allah swt. Akan tetapi karena di dalam shalat maka berdo’anya di dalam hati saja.

Ada ulama salaf yang mengajarkan bacaan di dalam shalatnya yaitu pada setiap raka’at baca al-Fatihah, kemudian ayat kursi tanpa membaca bismillah, kemudian baca surah al-Ikhlas 11X. Bacaan-bacaan tersebut di baca pada setiap raka’at baik shalatnya dua raka’at atau empat raka’at maupun lebih. Agar lebih cepat lagi do’a itu terkabul iringi shalat hajat tersebut dengan amal-amal soleh yang lain seperti memperbanyak istighfar, membaca Alqur’an secara berurutan dan amal-amal soleh yang bisa dirasakan oleh orang lain seperti sedekah. Terutama bulan Ramadhan yang Allah jadikan sebagai momen mustajab sebagaimana yang Allah firmankan di dalam surah al-Baqarah: 186. “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka [jawablah], bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi [segala perintah-Ku] dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran”.
Ayat tersebut terletak di antara ayat-ayat yang menjelaskan tentang puasa dan yang berkaitan dengan bulan Ramadhan. Peletakan ayat tersebut di antara ayat-ayat yang menjelaskan tentang puasa dan Ramadhan memberikan isyarat bahwa berdo’a dan meminta kepada Allah di bulan Ramadhan akan mempercepat dikabulkannya oleh Allah swt.

Selengkapnya....

Rabu, 09 September 2009

Jogja n Jateng on BuBer Ramadhan



Hari itu, 26 Agustus, 2 sahabat Ikrar kita, mas Alik dan mas Aji, dengan motornya muter-muter menerjang panasnya matahari membawa sebuah buntelan kertas yang tak lain adalah kertas undangan. Undangan yang berisi rangkaian acara buka bersama alumni lintas Jateng-Jogja itu diantarkan ke semua alumni Arr yang ada di Jogja. Setelah selesai mengantarkan undangan untuk alumni jogja, berikutnya mengeposkan undangan ke alumni-alumni Jateng.

Setelah smua undangan habis terkirim, panitia buber mengadakan rapat untuk membahas konsumsi dan teknis menuju lokasi buber nantinya. Sebenarnya, panitia cukup pesimis dengan undangan buber tersebut dikarenakan buber hanyalah acara kecil, mungkin yang pasti akan hadir Cuma segelintiran alumni saja. Namun, siapa sangka sebutir gula bisa mendatangkan banyak semut, ternyata seluruh alumni jogja mengkonfirmasi bahwa mereka semua bisa hadir. Tak kalah juga alumni Jateng, meskipun tidak semuanya hadir, tapi yang hadir cukup banyak, alhamdulillah.

Rasa pesimis panitia pun hilang. Panitia lebih bersemangat untuk mempersiapkan buber agar tidak mengecewakan mereka yang datang dari luar jogja. Akhirnya, hari H pun tiba. Semua alumni berkumpul dulu di kontrakan sahabat Ikrar Jogja untuk berangkat bareng karena yang tau dimana lokasi buber hanya beberapa orang. Mereka pun berangkat, namun ada satu alumni Jateng yang belum tiba, beliau adalah Miftahuddin, sahabat ikrar Jateng yang sangat ditunggu kehadirannya. Sampai di lokasi, mereka tidak langsung memulai acara karena menunggu beberapa guru ,yakni Pak Muhsin beserta istri, Pak ahlan Baikhari, Pak Musonnef beserta istri, dan Pak Ali Mukmin.

Selang beberapa menit, beliau-beliau datang juga, acara pun segera di mulai. Sesi pertama adalah sambutan dari ketua panitia, Kholid Mawardi. Sesi kedua adalah perkenalan, lho? Emang pada belum saling kenal? Yupz, kan ada beberapa alumni yang ketika awal mereka masuk Arr bertepatan dengan lulusnya kakak kelas atau pindahnya guru-guru dari Arr, sehingga belum sempet kenalan. Sesi ketiga adalah sambutan-sambutan dari guru-guru. Beliau menyatakan isi hatinya bahwa beliau sungguh-sungguh merasakan rasa senang dan bahagia yang murni dari hati karena bisa kembali berkumpul dengan murid-murid beliau yang dulu masih mungil-mungil tapi sekarang sudah berkumis. Sambutan dan nasehat-nasehat dari beliau sungguh-sungguh menjadikan suasana acara semakin hidup penuh motivasi.

Sesi keempat adalah sholat maghrib berjama’ah di masjid pondok Wahid Hasyim, kebetulan lokasi buber bersebelahan dengan pondok tersebut. Dilanjutkan dengan sesi makan-makan sambil berfoto-foto. Sesi berikutnya adalah foto bersama dengan guru-guru yang kemudian diakhiri dengan doa penutup dan bersalam-salaman.

Buka bersama salah satu sarana IKRAR untuk menyatukan dan mengikat kembali komunikasi antar santri arr, sekaligus menjadi program Ikrar yang pertama kali terealisasikan. Untuk yang berikutnya, Ikrar berencana akan mengadakan reuni seluruh angkatan. Dengan dukungan dan semangat serta doa dari seluruh sahabat Ikrar, insyaAllah rencana tersebut bisa terealisasikan. Sahabat Ikrar pasti saling menginginkan untuk bertemu satu sama lain, hal yang tak dapat di pungkiri.

Lalu, bagaimana dengan buber Jatim, Jabar ?? ternyata sahabat ikrar Jatim, Jabar akan mengadakan buber.... subhanallah...
Kita tunggu ceritanya di postingan berikutnya...............

Salam IKRAR

by : shirotsu










Selengkapnya....

Selasa, 08 September 2009

Habib Luthfi bin Ali bin Hasyim bin Yahya


Habib Luthfi bin Ali bin Hasyim bin Yahya dilahirkan di Pekalongan Jawa Tengah pada hari Senin, pagi tanggal 27 Rajab tahun 1367 H. Bertepatan tanggal 10 November, tahun 1947 M. Dilahirkan dari seorang syarifah, yang memiliki nama dan nasab: sayidah al Karimah as Syarifah Nur binti Sayid Muhsin bin Sayid Salim bin Sayid al Imam Shalih bin Sayid Muhsin bin Sayid Hasan bin Sasyid Imam ‘Alawi bin Sayid al Imam Muhammad bin al Imam ‘Alawi bin Imam al Kabir Sayid Abdullah bin Imam Salim bin Imam Muhammad bin Sayid Sahal bin Imam Abd Rahman Maula Dawileh bin Imam ‘Ali bin Imam ‘Alawi bin Sayidina Imam al Faqih al Muqadam bin ‘Ali Bâ Alawi.
NASAB BELIAU :
Al Habib Muhammad Luthfi bin Sayid Ali al Ghalib bin Sayid Hasyim bin Sayid Umar Bin Sayid Thaha sahibur ratib (yang menyusun ratib Kubro) bin Sayid Muhammad bin Sayid Thaha bin Sayid Hasan bin Sayid Syekh bin Sayid Ahmad bin Sayid Yahya bin Sayid Hasan bin Sayid ‘Ali bin Sayid Muhammad Faqih Muqadam bin Sayid ‘Alawi bin Sayid ‘Ali bin Sayid Muhammad Sahib Marbath bin Sayid Khala ‘Ali Qasam bin Sayid ‘Alawi bin Sayid Muhammad bin Sayid Muhammad an Naqib bin Sayid ‘Isa an Naqib bin Sayid Ahmad al Muhajir bin Sayid Abdullah bin Sayid ‘Alawi bin Sayid ‘Ali al ‘Uraidhi bin Sayid Ja’far Shadiq bin Sayid Muhammad al Baqir bin Sayid ‘Ali Zainal Abidin bin Sayid Imam Husain as Sibthi bin Sayidatina Fathimah az Zahra binti Sayidina Muhammad Saw.

Masa Pendidikan
Pendidikan pertama Maulana Habib Luthfi diterima dari ayahanda al Habib al Hafidz ‘Ali al Ghalib. Selanjutnya beliau belajar di Madrasah Salafiah. Guru-guru beliau di Madrasah itu diantaranya:

• Al Alim al ‘Alamah Sayid Ahmad bin ‘Ali bin Al Alamah al Qutb As Sayid ‘Ahmad bin Abdullah bin Thalib al Athas
• Sayid al Habib al ‘Alim Husain bin Sayid Hasyim bin Sayid Umar bin Sayid Thaha bin Yahya (paman beliau sendiri)
• Sayid al ‘Alim Abu Bakar bin Abdullah bin ‘Alawi bin Abdullah bin Muhammad al ‘Athas Bâ ‘Alawi
• Sayid ‘Al Alim Muhammad bin Husain bin Ahmad bin Abdullah bin Thalib al ‘Athas Bâ ‘Alawi.
Beliau belajar di madrasah tersebut selama tiga tahun.

Perjalanan Ilmiah
Selanjutnya pada tahun 1959 M, beliau melanjutkan studinya ke pondok pesantren Benda Kerep, Cirebon. Kemudian Indramayu, Purwokerto dan Tegal. Setelah itu melanjutkan ke Mekah, Madinah dan dinegara lainnya. Beliau menerima ilmu syari’ah, thariqah dan tasawuf dari para ulama-ulama besar, wali-wali Allah yang utama, guru-guru yang penguasaan ilmunya tidak diragukan lagi.

Dari Guru-guru tersebut beliau mendapat ijazah Khas (khusus), dan juga ‘Am (umum) dalam Da’wah dan nasyru syari’ah (menyebarkan syari’ah), thariqah, tashawuf, kitab-kitab hadits, tafsir, sanad, riwayat, dirayat, nahwu, kitab-kitab tauhid, tashwuf, bacaan-bacaan aurad, hizib-hizib, kitab-kitab shalawat, kitab thariqah, sanad-sanadnya, nasab, kitab-kitab kedokteran. Dan beliau juga mendapat ijazah untuk membai’at.

Silsilah Thariqah dan Baiat:
Al Habib Muhammad Luthfi Bin Ali Yahya mengambil thariqah dan hirqah Muhammadiah dari para tokoh ulama. Dari guru-gurunya beliau mendapat ijazah untuk membaiat dan menjadi mursyid. Diantara guru-gurunya itu adalah:

Thariqah Naqsyabandiah Khalidiyah dan Syadziliah al ‘Aliah
Dari Al Hafidz al Muhadits al Mufasir al Musnid al Alim al Alamah Ghauts az Zaman Sayidi Syekh Muhammad Ash’ad Abd Malik bin Qutb al Kabir al Imam al Alamah Sayidi Syekh Muhammad Ilyas bin Ali bi Hamid

• Sanad Naqsyabandiayah al Khalidiyah:
Sayidi Syekh ash’ad Abd Malik dari bapaknya Sayidi Syekh Muhammad Ilyas bin Ali bi Hamid dari Quth al Kabir Sayid Salaman Zuhdi dari Qutb al Arif Sulaiman al Quraimi dari Qutb al Arif Sayid Abdullah Afandi dari Qutb al Ghauts al Jami’ al Mujadid Maulana Muhammad Khalid sampai pada Qutb al Ghauts al Jami’ Sayidi Syah Muhammad Baha’udin an Naqsyabandi al Hasni.

• Syadziliyah :
Dari Sayidi Syekh Muhammad Ash’Ad Abd Malik dari al Alim al al Alamah Ahmad an Nahrawi al Maki dari Mufti Mekah-Madinah al Kabir Sayid Shalih al Hanafi ra.

Thariqah al ‘Alawiya al ‘Idrusyiah al ‘Atha’iyah al Hadadiah dan Yahyawiyah:
• Dari al Alim al Alamah Qutb al Kabir al Habib ‘Ali bin Husain al ‘Athas.
• Afrad Zamanihi Akabir Aulia al Alamah al habib Hasan bin Qutb al Ghauts Mufti al kabir al habib al Iamam ‘Utsman bin Abdullah bin ‘Aqil bin Yahya Bâ ‘Alawi.
• Al Ustadz al kabir al Muhadits al Musnid Sayidi al Al Alamah al Habib Abdullah bin Abd Qadir bin Ahmad Bilfaqih Bâ ‘Alawi.
• Al Alim al Alamah al Arif billah al Habib Ali bin Sayid Al Qutb Al Al Alamah Ahmad bin Abdullah bin Thalib al ‘Athas Bâ ‘Alawi.
• Al Alim al Arif billah al Habib Hasan bin Salim al ‘Athas Singapura.
• Al Alim al Alamah al Arif billah al Habib Umar bin Hafidz bin Syekh Abu Bakar bin Salim Bâ ‘Alawi.
Dari guru-guru tersebut beliau mendapat ijazah menjadi mursyid, hirqah dan ijazah untuk baiat, talqin dzikir khas dan ‘Am.

Thariqah Al Qadiriyah an Naqsyabandiyah:
• Dari Al Alim al Alamah tabahur dalam Ilmu syaria’at, thariqah, hakikat dan tashawuf Sayidi al Imam ‘Ali bin Umar bin Idrus bin Zain bin Qutb al Ghauts al Habib ‘Alawi Bâfaqih Bâ ‘Alawi Negara Bali. Sayid Ali bin Umar dari Al Alim al Alamah Auhad Akabir Ulama Sayidi Syekh Ahmad Khalil bin Abd Lathif Bangkalan. ra.
Dari kedua gurunya itu, al Habib Muhammad Luthfi mendapat ijazah menjadi mursyid, hirqah, talqin dzikir dan ijazah untuk bai’at talqin.

Jami’uthuruq (semua thariqat) dengan sanad dan silsilahnya:
Al Imam al Alim al Alamah al Muhadits al Musnid al Mufasir Qutb al Haramain Syekh Muhammad al Maliki bin Imam Sayid Mufti al Haramain ‘Alawi bin Abas al Maliki al Hasni al Husaini Mekah.

Dari beliau, Maulana Habib Luthfi mendapat ijazah mursyid, hirqah, talqin dzikir, bai’at khas, dan ‘Am, kitab-kitab karangan syekh Maliki, wirid-wirid, hizib-hizib, kitab-kitab hadis dan sanadnya.

Thariqah Tijaniah:
• Al Alim al Alamah Akabir Aulia al Kiram ra’su al Muhibin Ahli bait Sayidi Sa’id bin Armiya Giren Tegal. Kiyai Sa’id menerima dari dua gurunya; pertama Syekh’Ali bin Abu Bakar Bâsalamah. Syekh Ali bin Abu Bakar Bâsalamah menerima dari Sayid ‘Alawi al Maliki. Kedua Syekh Sa’id menerima langsung dari Sayid ‘Alawi al Maliki.
Dari Syekh Sa’id bin Armiya itu Maulana Habib Luthfi mendapat ijazah, talqin dzikir, dan menjadi mursyid dan ijazah bai’at untuk khas dan ‘am.

Kegiatan-kegiatan Maulana Habib:
• Pengajian Thariqah tiap jum’at Kliwon pagi (Jami’ul Usul thariq al Aulia).
• Pengajian Ihya Ulumidin tiap Selasa malam.
• Pengajian Fath Qarib tiap Rabu pagi(husus untuk ibu-ibu)
• Pengajian Ahad pagi, pengajian thariqah husus ibu-ibu.
• Pengajian tiap bulan Ramadhan (untuk santri tingkat Aliyah).
• Da’wah ilallah berupa umum di berbagai daerah di Nusantara.
• Rangakain Maulid Kanzus (lebih dari 60 tempat) di kota Pekalongan dan daerah sekitarnya. Dan kegiatan lainnya.

Jabatan Organisasi:
• Ra’is ‘Am jam’iyah Ahlu Thariqah al Mu’tabarah an Nahdiyah.
• Ketua Umum MUI Jawa Tengah.
• Anggota Syuriyah PBNU.dll.

Selengkapnya....

STRUKTUR PERSONALIA PENGURUS ALUMNI

STRUKTUR PERSONALIA PENGURUS ALUMNI
I K R A R
(Ikatan Keluarga Alumni Ar-Risalah)


A.Dewan Pembimbing
1.Bapak Hasan Bisyri, S.Pdi.
2.Bapak Zakariya Al Anshori
3.Bapak Ahlan Baikhari, S.Pdi.
4.Bapak M. Muhsin
5.Bapak M. Nur Anas H, S.Ag. M.Pd.
6.Bapak M. Mushonnef
7.Bapak Abdul Hadi
8.Bapak Ali Mukmin
9.Bapak Ali Ma’shum, S.Pdi..
10.Bapak Muhammad Najib

B.Dewan Harian
I.Pengurus Pusat
Ketua : M. Kholid Mawardi Irma
Wakil Ketua : Fahry Ashaq

Sekretaris : Alik Bachtiar Isa AS.
W. Sekretaris : M. Anbar Huda

Bendahara : Azizah Nurul ‘Aini

II. Pengurus Wilayah Jawa Timur
Ketua : Khoirul Anam
Sekretaris : Ayu Inayatul Munfi’i
Bendahara : Arif Kurniawan

III. Pengurus Wilayah Jawa Tengah
Ketua : Miftahuddin
Sekretaris : Nailul Mona
Bendahara : Ismail Eko Saputra

IV. Pengurus Wilayah Jawa Barat
Ketua : Dede Khoiruddin
Sekretaris : Dian Nur Aliyah
Bendahara : Abi Deni

C.DIVISI
1.Acara
M. Seno Aji Wijaya Putra
Dian Kurniawan
Ade Fitriyana



2.Informasi & Teknologi
M. Sirojuddin
Rahmat Fauzi
Neneng Bisyaroh

3.Perhubungan
Yazid Busthomi
Ngalimul Mudazkir
Rizqi Arbiandari

4.Dokumentasi
Syihabul Fikri
M. Ridlwan Na’im

D.TATA KERJA

Pengurus Pusat
a. Umum
- Turut serta mensukseskan, mendukung dan menjalankan semua program kinerja Alumni
secara umum.


- Menjalin kekeluargaan dan mengukuhkan tali silaturrahim antar alumni.

b. Khusus
I. Ketua
Bertanggung jawab atas semua program kinerja alumni secara umum.
Menandatangani surat keluar bersama sekretaris I.
Menentukan anggaran dana bersama bendahara.
Menkoordinir pengurus daerah Wilayah DIY dan Jateng.

II. Wakil Ketua
Mengkoordinir Pengurus Daerah Wilayah Jawa Barat dan Jawa Timur.
Menentukan acara bersama ketua.
Menggantikan Ketua satu bila berhalangan dan atau dibutuhkan.

III. Sekretaris
Mengatur Administrasi secara menyeluruh.
Menandatangani surat keluar bersama ketua.
Mengkoordinir Divisi IT & Acara.

IV. Wakil Sekretaris
Sebagai Arsiparis dan agendaris.
Mengkoordinir Divisi Perhubungan & Dokumentasi.
Menggantikan sekretaris bila berhalangan dan atau dibutuhkan.

V. Bendaharab
Menentukan anggaran bersama ketua.
Menyimpan uang, Mencatat dan melaporkan keuangan dalam Rapat Koordinasi antar pengurus daerah.


VI. Divisi Acara
Sebagai Mandataris Sekretaris.
Sebagai Penanggung jawab dalam setiap acara/kegiatan.
Menyusun panitia/tim sukses dalam setiap acara/kegiatan .

VII. Divisi Teknologi Informasi
Sebagai Mandataris Sekretaris.
Sebagai Pengelola dan Operasional Blog dll.
Memberikan Informasi tentang alumni melalui media teknologi.

VIII. Divisi Perhubungan
Sebagai Mandataris Wakil Sekretaris.
Sebagai Penghubung antar alumni atau pengurus daerah setiap kali ada acara.
Mencari Informasi keberadaan alumni yang belum diketahui keberadaannya.

IX. Divisi Dokumentasi
Sebagai Dokumentator dalam setiap acara.

X. Pengurus Wilayah
Mengkoordinir & Bertanggung jawab atas segala kegiatan alumni yang ada di wilayah masing-masing.
Membuat Jadwal Kegiatan alumni.
Melaporkan segala kegiatan yang akan diadakan kepada pengurus Pusat.
Melaporkan keuangan kepada pengurus pusat pada tiap Rapat Koordinasi antar Pengurus daerah.
Mendata alumni yang ada di wilayah masing-masing dan dilaporkan pada pengurus pusat.

E.Program Kegiatan

I.Program Mingguan
Futsal Bareng
Ziarah Wali Lokal

II.Program Bulanan
Ngopi Bareng
Diskusi Isu Aktual

III.Program Tahunan
Ziarah Wali Songo Seluruh Alumni.
Buka Bareng
Koordinasi Antar Pengurus Daerah.
Halal Bihalal & Silaturrahim.

F.Kinerja Pengurus
I.Jangka Pendek
Pembuatan Blog Alumni Ikrar / Kepesantrenan.

II.Jangka Panjang
Bakti Sosial (BAKSOS).
Menjalin Kerjasama Dengan Komunitas Lain.
Pembuatan Film Dokumenter.

Selengkapnya....

Senin, 07 September 2009

IKRAR AR-RISALAH DI MASA DEPAN

Ngomongin Ar-Risalah, rasanya selalu serba salah. Mobilitas, ide, gagasan moral, dan sederet pemikiran-pemikiran baru yang inspiratif seolah kandas jika dihadapkan dengan kedikdayaan dan adi kuasa Ar-Risalah. Memang, diakui atau tidak pada keadaan tertentu Ar-Risalah memiliki magnet yang luar biasa dan daya tarik yang memikat bagi pengemban sekaligus pengembang dunia pendidikan. Akan tetapi, pada keadaan tertentu pula Ar-Risalah justru menutup diri dari terobosan baru yang inovatif dalam dunia pendidikan.
Setelah mengalami berbagai macam polemik yang dibarengi dengan adu kontroversi yang cukup hangat, akhirnya terbentuklah “klaim” alumni yang sampai saat ini sudah berada pada empat tingkatan (2006-2009). Atas dasar sebagai pemilik nasib Ar-Risalah ke depan, rupanya alumni memikul tanggung jawab yang besar. Alih-alih, alumni adalah satu-satunya harapan yang mampu diambil manfaat dan daya gunanya untuk ngemong Ar-Risalah agar menjadi lebih baik dan lebih baik lagi.
Ikatan Keluarga Alumni Ar-Risalah (IKRAR) merupakan satu wadah dimana setiap anggotanya memiliki kebebasan berekspresi (selama tidak mengganggu stabilitas politik dan keamanan Negara. Ex : Teroris), syarat ide (dengan catatan juga harus direalisasikan), free talk (no seks no sara), dan membuka lebar-lebar pintu jajak pendapat, usul, cita-cita, bahkan cinta sekalipun (penting : ngerti waktu, pinter milih prioritas, mafhum masa depan, dan utamakan selamat). Dengan demikian, pantas kiranya jika IKRAR dijadikan sebagai batu loncatan untuk meraih bintang-bintang nun jauh disana.
Namun, selama ini Penulis sangat yakin bahwa IKRAR serasa masih berada dalam selimut ketakutan dan lingkaran kekhawatiran jika bersinggungan langsung dengan Pondok Pesantren Salafiy Terpadu Ar-Risalah Lirboyo Kota Kediri. Apa masalahnya, padahal jelas IKRAR “disatu sisi gelapnya” adalah embrio dari induk Ar-Risalah yang konon masyhur dikalangan intelektual itu? Pertama. Merupakan sebuah keniscayaan bahwa Ar-Risalah memiliki life style dan mode yang jauh berbeda dari Pondok Pesantren lazimnya. Kedua. Disiplin yang tinggi, puluhan aturan yang mengikat, hukuman, bahkan sanksi finansial seolah menjadi momok yang benar-benar memerindingkan bulu roma. Ketiga. Mainstream hitam terhadap Ar-Risalah yang telanjur mendarah daging rupanya turut berimbas pada sikap mental dan kekuatan jiwa setiap anggota IKRAR. Lalu?
Maknai kalimat berikut :

Demi kehormatanku
Masa depan adalah hakku dan tanggung jawabku
Sikapku yang gagah mengacungkan sebilah pedang
Semata-mata demi kehormatanku

Aku dapat bersikap lembut
Seperti belaian angin malam yang merindu
Aku manusia dengan hati
Bersikap dengan kesucian jiwa yang hakiki

Mari bermimpi :
Suatu hari, Ar-Risalah masih tetap pada prinsipnya “Membentuk Pribadi Luhur”, akan tetapi berbeda pada metode dan proses pemanusiaannya. Alangkah indahnya jika kelak Ar-Risalah tanpa kemarahan? Alangkah nikmatnya Ar-risalah tanpa kecaman? Alangkah bahagianya Ar-Risalah tanpa cacian, tanpa ketakutan, tanpa kekhawatiran, tanpa suudzon. Alangkah senangnya jika IKRAR disambut dengan tangan terbuka, dengan senyum ramah dan dengan legowo.
Siapa yang tahu jika kelak Alik Bakhtiar Isa ternyata menjadi Desainer profesional lintas Negara? Siapa yang tahu jika Angga Katulistiwa mampu menjadi Dosen terbang antar Universitas? Siapa sangka jika esok Shinta Gestine menjadi Dokter terkemuka sekaligus Dokter agama? Siapa sangka jika esok Miftahuddin menjadi pemilik saham Butique terbesar di Jawa Tengah dan DIY? Siapa sangka? Siapa sangka? IKRAR sekarang sedang melakukan hal kecil dengan semangat dan tekad yang besar. IKRAR sedang bermunajat, mengemban amanah dengan segenap ketulusan hati dan keikhlasan.
Demikianlah apa yang menjadi harapan IKRAR dikemudian hari. Mari satukan tekad menuju masa depan yang lebih indah dari yang kita bayangkan.


By : Ketua IKRAR
Mawardi Titik Fajar

Selengkapnya....

Bikin Blog “IKRAR” Lebih Hidup

Asslkm
Salam Ikrar untuk semua.
Layaknnya harta yang berharga, Blog Ikrar merupakan suatu hal yang berharga yang memiliki peran penting sebagai sarana penghubung komunikasi antar sahabat Ikrar se-Indonesia. Namun, tanpa pengelolaan dan partisipasi dari sahabat Ikrar, mungkin blog ini akan “mati” tak terurus. So… kita ingin mengajak sahabat Ikrar sekalian untuk mencurahkan partisipasinya demi menjaga “nyawa” blog Ikrar ini. Bentuk partisipasi yang dimaksud adalah berupa karya,artikel,info kegiatan, atau apa saja. Berikut kejelasan lebih lanjut yang telah kita susun :

1. Info Ikrar & Opini
Tulisan yang berisi mengenai kegiatan-kegiatan sahabat Ikrar yang menunjukkan ke-eksistensi-an sebagai alumni, seperti kegiatan buka bersama tahunan di bulan ramadhan, ziaroh lokal, ziaroh interlokal, halal bi halal, kumpul silaturrahmi alumni, atau kegiatan lainnya ( jangan lupa disertai foto-foto ya, agar tulisan tampak lebih hidup). Dengan ini, akan terlihat bahwa alumni tidak hilang begitu saja, ternyata mereka tetap eksis.
Bisa juga berisi opini atau usulan ide baru sahabat Ikrar tentang program kegiatan Ikrar kita.

2. Eksklusif Kitab Kuning
Berisi tentang problematika aktual fiqih, mengenang kembali isi kitab kuning yang pernah dipelajari di pondok dulu, atau tulisan yang mengangkat dalil-dalil amaliyah Nahdlotul Ulama.

3. Tafakkur
Tulisan-tulisan yang menceritakan kisah-kisah penuh hikmah, entah itu kisah yang terjadi di zaman dahulu atau zaman sekarang ini. Hal ini sebagai bahan bagi kita agar kita mau bertafakkur, mampu mengambil dan memahami hikmah dari kejadian yang ada, menjadikannya sebagai salah satu sarana mendekatkan diri kepada Sang Pencipta.

4. Sosok
Tulisan- tulisan mengenai profil seorang Ulama kita beserta kisah perjalanan hidup beliau. Tulisan seperti ini sangat penting untuk ditampilkan dengan harapan, kita, sebagai “murid” beliau, mampu mengambil pelajaran dari apa yang telah beliau contohkan.

5. Kabar Nahdhiyin
Tulisan-tulisan di sesi ini berisi tentang kabar-kabar kegiatan Nahdhiyin yang ada di Indonesia ini, entah itu tabligh akbar Habib Luthfi, kunjungan Syaikh Hadrotul Maut ke Indonesia dalam silaturrahmi dengan ulama-ulama Nahdhiyin. Juga berisi info-info tentang jadwal kegiatan pengajian besar seperti pengajian Kyai Kanjeng, jadwal istighosah bersama Kyai Asrori, atau lainnnya. Ini cukup penting, karena barangkali ada salah satu atau beberapa sahabat Ikrar yang berminat mengikuti acara tersebut.


6. Karya Ilmiah Santri
Nah, sahabat Ikrar yang cerdas-cerdas (amiiiiin), pasti memiliki kemampuan dalam menuliskan “perpaduan ilmu dan hati”nya mengenai sains, teknologi, atau keterkaitan agama dengan globalisasi, atau apa aja deh. Dalam hal ini, kita mampu berbagi ilmu dengan sahabat Ikrar yang lain serta memperoleh pahala dari Allah, insyaAllah.

7. Tips
Kalau yang ini, kita bisa berbagi berbagai tips sehat seperti, tips awet muda, tips belajar cepat dan tepat, tips modifikasi computer, tips hidup sehat ala kitab kuning, atau apa saja, yang penting bermanfaat dan nyata. Ok

Nah, insyaAllah sahabat Ikrar sekalian sudah jelas dengan penjelasan di atas. Sekarang, kita tunggu pembuktian sahabat Ikrar dalam menghidupkan blog “IKRAR” yang berharga ini.
Untuk pengiriman karya, dikirimkan melalui email ke :

ikraronlines@yahoo.co.id
Sertakan nama, alumni angkatan, sekolah atau universitas, dan kota yang ditempati. ok

konfirmasikan karya yang sudah dikirim melalui SMS ke nomor ini:
085643407182
(isi SMS berupa nama dan judul karya.
Contoh :
Asslkm. Saya Kholid Mawardi,
Tips : “cepat kaya melalui sedekah”)

Alhamdulillah, kita semua berharap dapat menjadi alumni yang komunnikatif, peduli dengan persahabatan yang telah terjalin lama, menjaga kebersamaan, memperjuangkan apa yang telah kita rintis bersama untuk memperoleh yang lebih baik. Semoga Allah selalu memberikan kekuatan kepada kita,sahabat Ikrar, dalam menjaga Ikrar kita. Amiiin.

by : Ikrar

Selengkapnya....

Sabtu, 05 September 2009

"IKRAR" sebuah nama sebuah realita

Tiada kata yang tepat untuk mengawali sesuatu selain Bismillahirrohmaanirrohiim
Assalamualaikum to all Alumni Arrisalah,.... semoga kalian sehat selalu dalam eratnya ikatan silaturrohmi, amiin.

Alhamdulillah, akhirnya blog alumni Arrisalah telah dibuat,meskipun masih sederhana. Sebuah blog yang bertujuan untuk sharing informasi mengenai beberapa hal yang mencangkup ; kegiatan alumni, moment2 reuni, juga lainnya. Namun, tujuan utama adalah untuk menyambung ikatan alumni agar persahabatan, jiwa senasib seperjuangan kita selama menjalani hidup di Arrisalah tidak terlupakan begitu saja. Tujuan blog ini juga telah diperkuat dengan adanya facebook santri Arrisalah yang telah lebih dulu dibuat.

"IKRAR", Ikatan Keluarga Alumni Arrisalah adalah nama komunitas alumni Arrisalah yang diresmikan pada 26 Agustus 2009 di Jogjakarta. Ide nama "IKRAR" lahir dari hasil rapat alumni yang ada di Jogja yang dilakukan bersama ketua alumni, Kholid Mawardi. Tak lama setelah peresmian nama "IKRAR" sebagai nama komunitas alumni Arrisalah, diadakan buka bersama yang dihadiri oleh seluruh alumni jogja dan sebagian alumni jawa tengah, serta 4 orang guru kita, yaitu Pak Ali Mukmin, Pak Ahlan Baikhari, Pak Musonnef beserta istri, dan Pak Muhsin beserta istri. Meskipun buka bersama adalah moment yang kecil, namun keberhasilan dalam mengumpulkan cukup banyak alumni adalah sebuah kebanggaan awal dengan rasa syukur yang insyaAllah suatu saat nanti akan melahirkan pertemuan alumni dengan jumlah yang besar, amiin.

Setelah acara buka bersama usai, beberapa alumni mengadakan rapat bersama ketua untuk membahas program-program apa saja yang akan menghiasi IKRAR. Satu per satu ide bermunculan dari alumni, dan BLOG IKRAR ini merupakan salah satu dari ide-ide tersebut. Ide-ide yang dihasilkan antara lain ; 1. alumni jogja akan mengadakan ziaroh kecil 1 bulan sekali. Kegiatan ziaroh ini diharapkan dapat menjaga ke-santri-an alumni dalam kehidupan di luar pesantren 2. BLOG IKRAR, sebagaimana yang teman-teman lihat sekarang ini 3. Ziaroh besar (ziaroh ke luar kota/propinsi, namun masih lingkup pulau jawa), untuk kejelasannya masih dalam pembahasan 4. kegiatan futsal 2 minggu sekali untuk alumni di jogja yang bertujuan untuk menjaga komunikasi dan kebersamaan antar alumi. Demikian ide-ide sementara yang dihasilkan, dan insyaAllah akan segera direalisasikan dari kegiatan yang paling kecil dengan keistiqomahan, dan semoga selanjutnya kegiatan lebih besar dapat terealisasikan juga. Hal yang terpenting dari program kegiatan IKRAR ini adalah dukungan, rasa kebersamaan, dan doa dari semua alumni. IKRAR lahir dari allumni, dilakukan oleh alumni, dijaga oleh alumni, didukung oleh alumni, dan untuk alumni.

by : shirotsu


alumni berfoto bersama guru-guru


acara buka bersama, tampak Pak Ali (kiri,bertopi) sedang berbincang-bincang dengan alumni


Alumni sedang membahas program IKRAR usai buka bersama


Ketua IKRAR

Selengkapnya....